Permasalahan di Jakarta adalah Permasalahan yang Kompleks
Kondisi fisik wilayah Jakarta saat ini cukup berat, rumit, dan kompleks. Demikian diutarakan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo saat acara pengukuhan 74 anggota Tim Penasehat Teknis Arsitektur Perkotaan dan Bangunan (TPTAPB) Periode 2010-2013, di Balaikota, Jakarta, Kamis (10/6/2010). Menurutnya, dengan kondisi fisik kota yang seperti itu tentu menimbulkan berbagai konsekuensi. Misalnya, banyak terjadi kasus penyerobotan tanah, munculnya pemukiman kumuh serta sulitnya melakukan pembebasan lahan untuk fasilitas umum serta berbagai persoalan lainnya. "Untuk itu, penataan kota Jakarta bukan lagi pilihan tapi merupakan sebuah kaharusan," katanya. Dirinya juga meminta, TPTAPB harus bersinergi dalam program pembangunan jangka menengah 2007-2012 yang sedang dijalankan seperti halnya, program mass rapid transit (MRT), penanggulangan banjir, dan lainnya. Perlu diketahui, sekitar 70 persen dari total luas DKI Jakarta saat ini telah dipenuhi bangunan. Mulai dari pemukiman hingga pusat bisnis dan juga industri memenuhi setiap sudut ibu kota. Kini, hanya tersisa sekitar 30 persennya saja wilayah yang bebas bangunan di Jakarta. Dengan jumlah penduduk mencapai 15 ribu jiwa per satu kilometer persegi, Jakarta termasuk salah satu kota yang padat. Bahkan, untuk wilayah-wilayah tertentu, seperti Kecamatan Tambora, Jakarta Barat yang jumlah penduduknya mencapai hampir 50 ribu jiwa per kilometer persegi, bisa dikatakan kondisi fisik Jakarta sangat merisaukan.(Bf/Bm)
|