Kalimat adalah satuan bahasa yang terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase. Kalimat bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang mengandung makna/pikiran, sedangkan bagi seorang penulis, kalimat ialah satu kesatuan pikiran/makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
a. Kesatuan Pikiran Setiap kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari pikiran ke pikiran lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, bisa ditambah objek. Kesatuan dapat terbentuk kesatuan tunggal, majemuk, pertentangan dan pilihan.
b. Kepaduan Agar pikiran dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang benar pula, kita memerlukan kata-kata sebagai wadahnya. Keterpaduan berarti hubungan timbal balik antarusur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat.
Kepaduan akan rusak oleh :
- Letak kalimat sesuai dengan pola kalimat
- Salah menggunakan kata depan dan kata hubung
- Pemakaian kata yang tumpang tindih
- Salah menggunakan aspek
c. Subjek dan Predikat Kalimat terdiri atas kata-kata yang secara bersama-sama dan dengan sistem tertentu membentuk struktur. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsinya masing-masing. Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat.
d. Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat) Sebagai unsur dasar, subjek dan predikat dapat dikembangkan, jika kita merasa belum cukup menjelaskan maksud dalam kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat saja. Sebenarnya kita dapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan memberi keterangan tambahan pada subjek dan atau predikat. Dengan demikian bertambah lengkap dan jelas.
Sebuah kalimat yang mulanya sangat sederhana yang jumlah katanya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur dasarnya kalimatnya.
Pengembangan kalimat ini bukan tanpa batas, kita harus berhenti manakala kalimat sudah cukup jelas. Jangan sampai kita membuat kalimat terlalu panjang sehingga akan terkesan bertele-tele yang akhirnya mengaburkan makna kalimat itu sendiri. Selain dapat dikembangkan secara bertahap.
e. Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia banyak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering ditafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek dinyatakan dengan tegas, saya, tetapi menggantinya dengan kata penulis ia seakan-akan berada di luar peristiwa yang diuraikannya. Namun, bagaimanapun, individu penulis harus bertanggung jawab terhadap hal yang diuraikannya. Jadi, laporan ilmiah boleh menggunakan kalimat aktif juga kalimat pasif asal keterbacaannya lebih tinggi.
2. Syarat Kalimat Efektifa. Penekanan Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan intonasi atau acting. Sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara alih bangun, pengulangan kata, pertentangan, dan urutan logis.
1. Alih BangunAlih bangun adalah pemindahan unsur kata, biasanya kata yang berada di awal kalimat merupakan kata yang dipentingkan.
2. Pengulangan KataPengulangan kata dalam kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting.
3. PertentanganPertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran utama.
4. Urutan LogisUrutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan secara logis/kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses.
b. Kesejajaran Kesejajaran adalah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:
1. Kesejajaran Bentuk Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya.
2. Kesejajaran MaknaKesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat (subject, predikat dan object).
3. Kesejajaran Rincian PilihanDalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, kita sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar.
c. Kehematan Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara
1. Pengulangan SubjekPengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas.
2. Penghilangan HiponimiHiponimi adalah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung makna kelompok warna.
3. Penghilangan kata depan dari dan daripadaKata depan
dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata
daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal.
4. Penyingkiran KataUsaha yang kita lakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi lebih pendek.
5. Penyingkatan UngkapanUrutan yang panjang dapat dijadikan lebih singkat dan padat.
6. Penyingkatan KalimatKalimat yang panjang dapat dipersingkat tanpa mengurangi maknanya.
d. Keterbacaan Keterbacaan adalah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya.
Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal-hal berikut:
a) KejelasanTulisan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah umum/dikenal. Keterbacaan dipengaruhi oleh:
- Usia, pendidikan dan pengalaman pembaca,
- Panjang pendek kalimat
Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai yang diberikan oleh Rudolf flesch dari Amerika Serikat. Flesch menyusun tabel rujukan sebagai berikut :
b) Bangun kalimat Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat. Bangun kalimat yang dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kalimat adalah:
- Kalimat susun
- Informasi lama mendahului informasi baru
- Informasi pendek mendahului informasi panjang
- Ketaksaan ialah adanya makna ganda dalam kalimat
Untuk menghilangkan ketaksaan dapat dilakukan dengan
1) Memberikan tanda hubung untuk memperjelas tali perhubungan,
2) Dengan mengubah bangun kalimat,
3) Mengganti istilah menjadi lebih jelas maknanya.
e. Pengaruh Bahasa Inggris Struktur bahasa inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa Inggris dekat dengan pemakai bahasa Indonesia.
Eyang Ageng SastanegaraReferensi : Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Nusa Tenggara Timur: PT. Nusa Indah
Nama : Adhie Prasojo
NPM : 17109259
Kelas : 5KA22
Jurusan : S1. Sistem Informasi